Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepatuhan bank syariah dalam melaksanakan akad Ijarah Muntahiyyah Bittamlik dan akad Musyarakah Mutanaqishah dalam pembiayaan KPR di bank syariah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Adapun data primer didapatkan dari hasil wawancara dengan para praktisi di perbankan syariah. Sedangkan data sekunder berasal dari studi kepustakaan seperti buku, jurnal, laporan, ataupun penelitian sebelumnya. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan pembiayaan KPR dengan akad IMBT dan akad MMQ dapat dikatakan telah patuh secara syariah apabila pelaksanaannya telah sesuai dengan regulasi yang berlaku di Indonesia seperti Fatwa DSN-MUI, PBI, POJK, UUD, dan lain sebagainya. Saat ini pembiayaan dengan akad MMQ jauh lebih unggul dan lebih banyak digunakan di bank syariah dibandingkan dengan akad IMBT. Manfaat dari pembiayaan ini adalah bank dapat menjalankan fungsi utamanya yaitu menyalurkan pembiayaan kepada nasabah yang membutuhkan, sedangkan risiko yang perlu diantisipasi adalah risiko kredit, risiko regulasi, risiko kepatuhan, dan risiko operasional.