Berdasarkan hasil dari BAZNAS, perolehan zakat yang didapat sebesar 0,11% dari total potensi zakat yang ada maka masih ada 99,89% potensi yang masih harus digali. Perolehan zakat yang tercatat dan dihitung oleh BAZNAS hanya diperoleh dari UPZ dan LAZ di Indonesia, sedangkan zakat yang terkumpul di masjid sekitar tidak ikut terhitung. Padahal masih banyak masyarakat Indonesia yang menyalurkan zakatnya melalui non lembaga zakat seperti masjid atau langsung kepada mustahik. Bila dana zakat tersebut ikut dihitung oleh BAZNAS, maka potensi zakat yang masih
belum tergali akan perlahan akan memambah total perolehan zakat di Indonesia. Berawal dari sini, penulis memutuskan untuk mencari tahu apa faktor yang paling mempengaruhi keputusan muzakki dalam penyaluran zakat. Faktor yang digunakan dalam penelitian ini adalah kebijakan publik dan pemahaman muzakki. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada muzakki se Jabodetabek. Selanjutnya data dianalisis menggunakan regresi linear berganda. Hasil penelitian menyebutkan bahwa kebijakan publik dsn pemahaman muzakki berpengaruh terhadap keputusan muzakki dalam penyaluran zakat baik secara sendiri maupun bersama-sama. Hasil ini telah sesuai dengan perkataan Yusuf Qardhawi yangn menyebutan bahwa pelaksanaan zakat bergantung kepada pengawasan pemerintah dan dorongan hati nurani seorang muslim.