Menjamurnya lembaga zakat sekarang ini merupakan salah satu bukti dari kesadaran pemerintah dan masyarakat terhadap zakat. Masing-masing lembaga menghimpun dana zakat, mengelola kemudian didistribusikan adalah kewajiban suatu lembaga zakat terhadap pengelolaan dana zakat. Pendistribusian zakat itu diberikan kepada 8 (delapan) ashnaf (golongan) salah satunya adalah amil. Menjadi pertanyaan adalah berapakah proporsi hak amil di Dompet Dhuafa Jakarta dan bagaimana aturan fiqh Islam ketika tidak ada landasan yang mengaturnya. Baik Al-Qur’an ataupun Sunnah. Tujuan penelitian ini adalah apakah hak amil zakat implementasinya di lapangan sudah sesuai dengan prinsip Islam dengan proporsi yang sebenarnya, yaitu dengan mengetahui landasan kebijakan Dompet Dhuafa Jakarta dalam menentukan proporsi hak amil zakat, dan bagaimana tinjauan fiqh terhadap proporsi hak amil zakat tersebut serta tujuan penulisan skripsi ini juga adalah agar membangun semakin percayanya masyarakat kepada Dompet Dhuafa Jakarta lagi dalam mengemban amanah. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, yang mana
penelitian memaparkan gambaran secara rinci proporsi hak amil zakat di Dompet Dhuafa Jakarta dari laporan keuangan periode 2008 dan 2009 serta menganalisa proporsi hak amil zakat tersebut dalam tinjauan fiqhnya kepada pembaca dari menelaah literatur dan sumber-sumber yang bisa dipertanggungjawabkan, serta wawancara kepada orang terkait dengan topik. Objek penelitian dilakukan penulis di kantor pusat Lembaga Amil Zakat Nasional Dompet Dhuafa Jakarta. Hasil penelitian menunjukan bahwa, setelah penulis melakukan penganalisaan implementasi proporsi hak amil zakat pada Dompet Dhuafa Jakarta terhadap laporan keuangan lembaga. Hasilnya ternyata kebijakan Dompet Dhuafa Jakarta dalam menyalurkan zakat kepada mustahiqin sesuai dengan syariah dan aturan fiqh Islam serta ijtihad para ulama, termasuk proporsi hak amil itu sendiri implementasinya di Dompet Dhuafa Jakarta tidak lebih dari (12,5%)